img
Ryan & kakaknya (dok: Dailymail)

Pennsylvania, AS, Kasus bayi-bayi yang lahir dengan jantung di luar hampir sebagian besar tak tertolong, termasuk misalnya bayi Siti Arrahma dari Riau yang cuma berumur 45 hari. Tapi seorang bocah di AS dengan kasus sama lahir dengan jantung di luar bisa bertahan hidup.

Ryan Marquiss yang sekarang berusia 3 tahun, tercatat sebagai bocah pertama yang bertahan hidup meski lahir dengan jantung di luar. Tim medis mampu memasukkan kembali jantung Ryan dengan melakukan banyak operasi yang bisa berakibat fatal.

Kasus Ryan ini sudah dilaporkan dalam jurnal medis dan dokter percaya kelangsungan hidup yang dialaminya bisa memberikan harapan bagi bayi lain yang juga memiliki cacat jantung serius. Di masa depannya nanti ia mungkin memerlukan transplantasi jantung, tapi saat ini ia bisa hidup dengan baik.

"Ryan benar-benar merupakan keajaiban medis. Ketika saya melihat ia berjalan di sekitar taman bermain dan memanjat dinding main, saya sangat bersyukur dan membuat kami menghargai setiap saat ketika bersamanya," ujar sang ibu, Marquiss (34 tahun), seperti dikutip dari Dailymail, Senin (20/2/2012).

Ketika dilahirkan, organ jantung Ryan Marquiss berada di luar tubuhnya dan dokter berpikir ia tidak bisa bertahan hidup. Tapi setelah melakukan puluhan operasi, Ryan kini menjadi anak di dunia yang bisa bertahan hidup dari cacat jantung langka.

Kondisi yang dialami Ryan disebut ectopia cordis yang tergolong langka dan biasanya sekitar 90 persen bayi lahir mati atau meninggal dalam waktu 3 hari. Jantungnya menonjol keluar dari rongga dadanya dan hanya ditutupi oleh selaput tipis.

Selain itu jantungnya tidak berkembang dan ia hanya memiliki jantung setengah yang merupakan kombinasi cacat langka. Ryan termasuk satu-satunya anak yang bisa bertahan di dunia dari jenis kondisi langka ini.





Cacat yang dialami Ryan ini sudah terdeteksi ketika usia kehamilan 12 minggu, saat itu dokter menyarankan orangtua untuk mengakhiri kehamilan tapi orangtua Ryan menolak. Keputusan yang diambil orangtua Ryan ini terbilang berani, tapi kini Ryan bisa bertahan hingga usia 3 tahun.

"Kami ingin alam yang memutuskannya. Kami tahu itu akan menjadi keajaiban ketika ia selamat saat dilahirkan. Dokter mengatakan tidak ada bayi dengan kombinasi cacat seperti Ryan yang selamat, jadi fakta ia bisa bersama kami hari ini adalah hal yang menakjubkan," ujar sang ibu.

Dokter mengungkapkan Ryan juga mengidap sindrom hypoplastic jantung kanan, yang mana hanya sisi jantung bagian kiri saja yang telah berkembang dengan baik. Kondisi ini tentu saha bisa mengancam hidupnya.

Ryan pun akhirnya dilahirkan melalui operasi caesar di Children’s National Medical Centre, Washington pada akhir Februari 2009, saat itu tim yang menangani terdiri dari 30 profesional medis.

"Jika ia selamat saat lahir ada kemungkinan terinfeksi yang bisa membunuhnya. Bahkan jika infeksi ini tidak terjadinya, jantung Ryan hanya memiliki 1 ventrikel yang bekerja dan butuh operasi jantung terbuka untuk memperbaikinya," ujar Dr Mary Donofrio, direktur program jantung janin dari Children’s National Medical Centre.

Ryan pun harus menjalani operasi saat berusia 2 minggu untuk meletakkan stunt yang ditempatkan di jantungnya untuk memastikan kelancaran dari aliran darah. Kemudian ia menjalani operasi bekali-kali lebih dari 12 kali dalam 2 tahun.

Bahkan ia menjalani operasi untuk relumb jantungnya sehingga setengah jantung ini bisa melakukan tugas seperti memiliki 1 jantung utuh. Dokter juga menempatkan ekspander di bawah kulit agar menghasilkan kulit berlebih sehingga bisa digunakan untuk menutupi jantungnya.

"Dia telah melakukan hal menakjubkan karena ia sangat berani. Ia terus melawan dan menolak untuk mati, seakan ia terus ingin membuktikan bahwa semua orang salah dan ia bisa bertahan hidup," ujar Marquiss.

Marquiss menuturkan nantinya ia masih memerlukan beberapa jenis operasi perlindungan dada di masa depan, tapi bisa diatasi hanya dengan menggunakan semacam bantalan pelindung ketika ia bermain olahraga.

Kasus Siti Arrahma

Sementara bocah Siti Arrahma sempat menjadi perhatian dunia medis Indonesia karena sempat menjalani perawatan serius untuk operasi pemasukan jantungnya. Siti Arrahma lahir secara spontan dengan bantuan dukun kampung terlatih pada 12 September 2011, namun setelah mendapat perawatan 39 hari SAB Harapan Kita Jakarta meninggal dunia pada 27 Oktober 2011 atau berusia hanya 45 hari.

Saat itu ketua tim dokter yang menangani bayi Siti, dr Rudy Firmansyah, SpA memperkirakan salah satu kesulitannya adalah kapasitas rongga dada terbatas. Normalnya ada 3 kompartemen atau ruangan untuk 2 paru dan 1 jantung, namun pada Siti kompartemen jantung terlalu lama dikosongkan.





Jantung dari anak pasangan Khairuddin-Diana ini memiliki kelainan bawaan berupa ventricular septal defect atau lubang pada sekat jantungnya. Bukan itu saja, bayi Siti juga masih memiliki masalah jantung lainnya seperti tetralogy of fallot, bahkan termasuk komplikasi pada paru-paru.

Vera Farah Bararah - detikHealth