img
(Foto: thinkstock)

Jakarta, Banyak hal yang bisa mempengaruhi kesuburan serta kualitas sperma yang diproduksi. Tapi benarkah penggunaan celana dalam yang tidak tepat bisa mengganggu kesuburan laki-laki?

Beberapa studi menunjukkan bukti bahwa jenis celana dalam tertentu yang digunakan oleh laki-laki bisa mempengaruhi produksi sperma dan juga kemungkinannya untuk memiliki anak.

"Memakai celana dalam yang ketat sangat tidak baik untuk produksi sperma karena bisa membuat suhu tubuh meningkat," ujar Dr Sarah Meachem selaku peneliti kesuburan pria, seperti dikutip dari ABC.net.au, Rabu (14/9/2011).

Suhu yang meningkat di sekitar testis seorang laki-laki telah terbukti bisa mengurangi jumlah sperma dan beberapa penelitian menyatakan penggunaan pakaian yang ketat dapat mempengaruhi kesuburannya.

"Testis harus berada di suhu yang rendah agar produksi spermanya berhasil. Jika Anda menggunakan pakaian atau celana dalam yang ketat, maka kondisi ini tidak ideal untuk spermatogenesis (proses dimulainya pembentukan sperma pada testis)," ungkapnya.

Efek yang ditimbulkan ini bisa bersifat sementara saja, tapi ada juga yang bertahan lama bahkan hingga 3 minggu. Ada pula studi yang menunjukkan pakaian dari bahan poliester memberikan lebih banyak gesekan elektrostatik yang bisa mengurangi jumlah sperma.

"Idealnya jika ingin memiliki anak dan jumlah sperma yang baik, maka hindari pemandian air panas dan penggunaan celana dalam yang terlalu ketat baik pada siang atau malam hari. Saya lebih memilih pakaian katun longgar," ujar Meachem.

Sementara itu kabar mengenai hubungan antara celana dalam tertentu dengan jenis kelamin bayi yang dikandung sang istri sampai saat ini belum bisa dibuktikan. Belum ada data kuantitatif yang menunjukkan penggunaan celana dalam tertentu bisa meningkatkan kemungkinan memiliki salah satu jenis kelamin bayi.

"Satu-satunya cara agar bisa memilih jenis kelamin tertentu adalah datang ke laboratorium, sehingga para ahli bisa memisahkan sperma laki-laki dan perempuan untuk memilih jenis kelamin embrio," ungkapnya.

Vera Farah Bararah - detikHealth