img
Mangga Afrika (dok. africanmango)

Jakarta, Mangga Afrika atau Irvingia gabonensis adalah mangga liar yang tumbuh disemak-semak negara Kamerun Afrika Barat. Mangga Afrika ini tidak seperti buah mangga yang dikenal banyak orang karena warnanya merah seperti apel. Benarkah Mangga Afrika bisa menurunkan berat badan?

Setelah muncul di Dr Oz Show, sebuah acara televisi populer di Amerika pada September 2010, permintaan terhadap pil Mangga Afrika terus meningkat. Dr Oz mengatakan ada 3 yang harus disimpan di lemari obat selain obat-obatan yakni vitamin B, Mangga Afrika dan multivitamin. Saking populernya pil Mangga Afrika itu, kini muncul tiruannya yang diproduksi di China.

Ekstrak Mangga Afrika diklaim manjur untuk menurunkan berat badan. Rata-rata pemakainya mengaku kehilangan berat badan 10-12 kg dalam waktu 10 minggu. Penelitian yang pertamakali dilakukan oleh University of Yaounde di Kamerun menemukan, esktrak Mangga Afrika ini punya kemampuan alami menekan nafsu makan yang besar dan mempengaruhi cara pandang otak terhadap makanan.

Ini karena ekstrak Mangga Afrika mampu meningkatkan produksi Adiponectin dalam tubuh. Produksi Adiponectin yang tinggi bisa meningkatkan sensitivitas terhadap insulin sehingga tubuh akan membakar lebih banyak lemak. Jika sel-sel lemak banyak maka produksi Adiponectin dalam tubuh akan rendah, itulah kenapa orang kurus punya banyak produksi Adiponectin ketimbang orang gemuk.

Rahasia Mangga Afrika konon sudah digunakan secara berabad-abad oleh penduduk lokal untuk menahan lapar saat pria disana harus pergi berburu dengan bekal yang sedikit. Makan Mangga Afrika dapat mematikan mekanisme lapar sehingga pria disana tidak makan berlebihan saat persediaan makan menipis.

Namun maraknya penggunaan pil Mangga Afrika ini dikritisi oleh Chris Kilham, seorang dokter dan peneliti herbal dari University of Massachusetts Amherst. Menurutnya tidak mungkin tanpa usaha apa pun orang bisa menurunkan berat badan hanya dengan minum pil.

"Ada banyak kesempatan bagi perusahaan untuk selalu memproduksi pil-pil diet, dan bagi orang yang tidak mau susah payah tentu saja ini sangat disambut baik. Tapi ada satu kesamaan pada pil-pil diet, begitu banyak orang yang telah mencoba dan menjadi kecewa karena tidak mendapatkan seperti yang diharapkan," kata Kilham seperti dilansir dari FoxNews, Rabu (17/8/2011).

Mangga adalah buah yang kaya serat dan mengandung antioksidan karotenoid. Mangga juga buah yang rendah lemak dan bebas kolesterol. Dengan Indeks Glikemik berkisar antara 41-60, mangga tidak memiliki efek yang signifikan pada peningkatan kadar gula darah sehingga tidak menyimpan banyak lemak. Indeks Glikemik yang rendah ini membuat mangga cocok untuk penderita diabetes.

Menurut Kilham jika ingin menurunkan berat badan jangan terpaku pada proses yang singkat tapi lakukan hal-hal dasar untuk menurunkan berat badan. Makan dalam porsi kecil, perbanyak makan buah-buahan segar dan sayuran, makan sedikit karbohidrat olahan (seperti tepung terigu, gula, sirup) dan jauhkan makanan yang digoreng serta rajinlah berjalan kaki.

"Memang dengan dasar-dasar seperti itu orang tidak akan mendapatkan penurunan berat badan yang banyak, tapi ini lebih bagus dan masuk akal ketimbang harus kecewa lagi dan kecewa lagi dengan jalan pintas melalui obat-obatan," ungkap Kilham.

rna Gustia - detikHealth