img
(Foto: thinkstock)

Jakarta, Hipertensi atau tekanan darah tinggi selama ini dikategorikan penyakit tidak menular karena dipicu oleh gaya hidup dan pola makan yang tidak sehat. Namun baru-baru ini, para ilmuwan mengungkap bawah virus tertentu bisa memicu hipertensi.

Virus tersebut bernama Human Cytomegalovirus (HCMV), yang sebenarnya bisa menginfeksi siapa saja tanpa menimbulkan gejala ataupun keluhan tertentu. Hampir semua orang pernah terinfeksi virus ini, namun dikatakan hanya sebagian saja yang berkembang menjadi hipertensi.

Meski ada hubungan antara HCMV dengan hipertensi, para ilmuwan dari Beijing Chaoyang Hospital's Cardiology Centre mengatakan bahwa tidak semua hipertensi disebabkan oleh virus ini. Jenis hipertensi yang dipicu oleh infeksi HCMV hanya hipertensi esensial.

Salah seorang ilmuwan yang terlibat dalam penelitian tersebut, Yang Xinchun menjelaskan bahwa hipertensi esensial adalah jenis hipertensi yang sebab-sebabnya tidak bisa dibuktikan dengan pasti. Namun bisa dipastikan, hipertensi esensial tidak disebabkan oleh faktor genetik maupun gaya hidup.

Artinya jika seseorang mengalami hipertensi meski gaya hidup dan pola makannya sehat, maka bisa diduga pemicunya adalah HCMV. Demikian juga jika seseorang mengalami hipertensi, namun dalam silsilah keluarganya tidak ada yang memiliki riwayat penyakit tersebut.

Temuan ini diperkirakan akan memberikan dampak yang besar dalam penanganan hipertensi, yang jumlah kasusnya semakin meningkat. Menurut data organisasi kesehatan dunia atau WHO, jumlah penderita hipertensi di seluruh dunia mencapai miliaran jiwa.

"Jika kita bisa mendapat bukti konklusif terkait hubungan hupertensi dengan virus, maka nantinya penyakit ini bisa dicegah dengan vaksin," ungkap Yang Xinchun seperti dikutip dari ChannelNewsAsia, Selasa (16/8/2011).

Meski begitu, Yang Xinchun mengatakan masih terlalu dini untuk mengatakan bahwa vaksin untuk hipertensi akan tersedia dalam waktu dekat. Bagaimanapun penelitian ini masih berada pada tahap awal dan masih harus dikembangkan hingga mendapatkan kesimpulan yang lebih kuat.

Penelitian awal ini sudah dipublikasikan dalam jurnal kesehatan internasional, Circulation.

AN Uyung Pramudiarja - detikHealth