Jakarta, Tidur bukan hanya sekedar istirahat, tapi jauh dari itu ada proses perbaikan pada seluruh organ tubuh. Saat proses perbaikan itu berlangsung, sebaiknya beri kesempatan tubuh untuk 'bernapas' dengan melepaskan pakaian dalam.

Tak hanya mengistirahatkan otot, saat tidur tubuh mengalami perbaikan dan detoksifikasi (mengeluarkan racun). Tidur juga memberi kesempatan bagi sistem kekebalan tubuh untuk memproduksi hormon-hormon imunitas (kekebalan tubuh).

Oleh karena itu, sebaiknya gunakan pakaian yang longgar atau lepaskan pakaian dalam Anda saat tidur, sehingga dapat mempercepat dan memperlancar kinerja tubuh dalam proses perbaikan.

Bagi wanita, sebaiknya tidak menggunakan bra saat tidur. Ilmuwan Sydney Singer dan istrinya Soma Grismaijer pada tahun 1991 pernah menulis dalam bukunya 'Dressed To Kill: The Link Between Breast Cancer and Bras', yang berisi tentang wanita yang ingin menghindari kanker payudara harus memakai bra dalam waktu sesingkat mungkin dan sebaiknya kurang dari 12 jam per hari.

"Waktu yang paling tepat untuk mengistirahatkan payudara dengan tanpa memakai bra adalah saat tidur. Jangan tidur dengan bra," kata Sydney Singer, seperti dilansir dari chetday, Rabu (9/3/2011).

Menurut Sydney Singer, menggunakan bra terlalu lama dapat meningkatkan suhu jaringan payudara dan wanita yang memakai bra memiliki kadar hormon prolaktin (hormon yang berfungsi merangsang kelenjar air susu) yang lebih tinggi. Kedua hal ini dapat mempengaruhi pembentukan kanker payudara.

Selain itu, terlalu sering menggunakan bra atau menggunakan bra terlalu ketat juga membahayakan kesehatan karena bisa membatasi aliran getah bening di payudara. Normalnya, cairan getah bening mencuci bahan limbah dan racun lain, serta menjauhkannya dari payudara.

Sedangkan bagi pria, sebaiknya gunakan celana dalam yang longgar atau lepaskan celana dalam saat tidur. Hal ini untuk memberi kesempatan bagi testis (buah zakar) untuk menurunkan suhunya sehingga menjaga kualitas sperma tetap baik.

Alat reproduksi pria berada di luar tubuh, sehingga dipengaruhi oleh keadaan di sekitar dan pakaian yang digunakannya. Jika pria menggunakan celana ketat atau celana dalam terlalu lama, maka akan membuat suhu di sekitar alat reproduksinya menjadi meningkat dan tentunya akan mempengaruhi produksi sperma.

Testis tidak dapat berfungsi dengan baik kecuali suhunya lebih dingin dari bagian tubuh lainnya. Jika suhu testis dinaikkan hingga 98 derajat F (36,67 derajat C), maka sperma akan berhenti berproduksi.

Ketika produksinya terganggu, maka dampak negatifnya bisa berbulan-bulan. Jumlah sperma dapat lebih rendah, kematian sperma serta mempengaruhi morfologi dari sperma itu sendiri.

Selain itu, tidur tanpa mengenakan pakaian dalam memungkinkan udara terdistribusi dengan baik, sehingga panas tubuh pun dapat terdistribusi dengan baik.

Hal ini akan melancarkan sistem sirkulasi dalam tubuh. Diperkirakan bahwa tidur dengan mengenakan pakaian dalam dapat membatasi aliran udara di kulit dan mengganggu penguapan keringat, terutama di bagian intim baik pada wanita maupun pria.


Merry Wahyuningsih - detikHealth